WordPress adalah salah satu platform pembuatan website yang paling populer di dunia. Kemudahannya dalam penggunaan serta banyaknya plugin dan tema yang tersedia menjadikannya pilihan utama bagi banyak bisnis dan individu. Namun, popularitas WordPress juga membuatnya menjadi target utama bagi peretas dan malware. Jika sebuah website terkena malware, hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari kehilangan data, penurunan peringkat SEO, hingga pencurian informasi sensitif. Supaya aman, Anda juga harus tau penyedia hosting yang memiliki security pada servernya, lengkapnya Lihat disini.
Lantas, apa saja penyebab utama website WordPress terkena malware? Berikut adalah beberapa faktor yang dapat membuat situs Anda rentan terhadap serangan malware.
Contents
1. Menggunakan Plugin dan Tema yang Tidak Aman
Salah satu keunggulan WordPress adalah banyaknya pilihan plugin dan tema yang bisa digunakan untuk meningkatkan fungsionalitas dan tampilan website. Namun, tidak semua plugin dan tema dibuat dengan standar keamanan yang tinggi.
- Plugin dan Tema Bajakan: Plugin dan tema bajakan (nulled) sering kali mengandung kode berbahaya yang bisa memberikan akses ke peretas untuk mengambil alih website Anda.
- Plugin dan Tema dari Sumber Tidak Resmi: Mengunduh plugin atau tema dari situs yang tidak terpercaya bisa berisiko karena sering kali sudah dimodifikasi dengan kode jahat.
- Plugin yang Tidak Diperbarui: Plugin yang jarang diperbarui oleh pengembangnya bisa memiliki celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh hacker untuk menyebarkan malware.
2. Tidak Memperbarui WordPress, Plugin, dan Tema
WordPress secara rutin merilis pembaruan untuk memperbaiki bug dan meningkatkan keamanan. Jika Anda tidak memperbarui WordPress, plugin, atau tema, maka website Anda bisa menjadi target empuk bagi peretas yang memanfaatkan celah keamanan dari versi lama.
- WordPress Versi Lama: Setiap versi baru WordPress biasanya mencakup perbaikan keamanan. Jika Anda masih menggunakan versi lama, maka kemungkinan besar ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh hacker.
- Plugin dan Tema Tidak Diperbarui: Sama seperti WordPress, plugin dan tema juga harus selalu diperbarui untuk mengatasi kerentanan keamanan.
3. Kredensial Login yang Lemah
Banyak pemilik website masih menggunakan username dan password yang mudah ditebak, seperti “admin” untuk username dan “123456” untuk password. Ini sangat berbahaya karena peretas bisa dengan mudah menggunakan metode brute-force attack untuk menebak kombinasi login Anda.
- Menggunakan Username Default (“admin”): Sebaiknya ganti username default dengan sesuatu yang unik dan tidak mudah ditebak.
- Password Lemah: Gunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan karakter khusus untuk membuat password yang lebih kuat.
- Tidak Menggunakan Autentikasi Dua Faktor (2FA): Dengan fitur 2FA, login ke WordPress akan lebih aman karena membutuhkan kode verifikasi tambahan.
4. Hosting yang Tidak Aman
Pemilihan layanan hosting sangat berpengaruh pada keamanan website. Beberapa penyedia hosting yang murah atau kurang terkenal mungkin tidak menyediakan perlindungan keamanan yang cukup.
- Server yang Rentan: Hosting dengan sistem keamanan lemah lebih mudah diretas dan bisa menyebarkan malware ke website yang dikelola di dalamnya.
- Tidak Ada Proteksi Firewall: Firewall sangat penting untuk menangkal serangan dari luar sebelum mencapai website Anda.
- Shared Hosting yang Tidak Aman: Jika Anda menggunakan shared hosting, kemungkinan besar website Anda berbagi server dengan banyak website lain. Jika salah satu website di server tersebut terkena malware, maka website Anda juga berisiko terinfeksi.
5. Tidak Menggunakan SSL (HTTPS)
SSL (Secure Sockets Layer) sangat penting untuk mengenkripsi data yang dikirim antara pengguna dan server website. Tanpa SSL, peretas bisa dengan mudah mencuri informasi penting, seperti login dan data pengguna.
- Website Masih Menggunakan HTTP: Website yang masih menggunakan HTTP lebih rentan terhadap serangan “man-in-the-middle” di mana hacker dapat mencuri data dari pengguna yang mengakses website Anda.
- Tidak Memperbarui Sertifikat SSL: Jika sertifikat SSL Anda sudah kedaluwarsa, maka koneksi antara pengguna dan website menjadi tidak aman.
6. Tidak Melakukan Backup Secara Rutin
Backup adalah langkah pencegahan terbaik jika website terkena malware. Sayangnya, banyak pemilik website yang tidak melakukan backup secara rutin.
- Tanpa Backup, Sulit Memulihkan Website: Jika website terkena malware, tanpa backup Anda harus membersihkannya secara manual, yang bisa memakan waktu lama.
- Backup yang Tidak Aman: Jika backup disimpan di server yang sama dengan website utama, maka ketika website diretas, backup juga bisa ikut terinfeksi.
7. Tidak Menggunakan Keamanan Tambahan
Banyak pemilik website mengabaikan langkah-langkah keamanan tambahan yang sebenarnya bisa mencegah serangan malware.
- Tidak Menggunakan Plugin Keamanan: Plugin keamanan seperti Wordfence atau Sucuri bisa membantu mendeteksi dan mencegah serangan malware.
- Tidak Memindai Malware Secara Berkala: Dengan melakukan pemindaian secara rutin, Anda bisa mengetahui lebih awal jika ada malware yang menyerang website.
- Tidak Menggunakan Captcha pada Form Login: Captcha bisa membantu mencegah serangan brute-force dengan menambahkan tantangan yang harus diselesaikan sebelum login.
Kesimpulan
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan website WordPress terkena malware, mulai dari penggunaan plugin dan tema yang tidak aman, tidak memperbarui WordPress, hingga menggunakan hosting yang tidak aman. Untuk mencegah serangan malware, pemilik website harus selalu memperbarui sistem, menggunakan kredensial login yang kuat, memilih hosting yang aman, serta menggunakan fitur keamanan tambahan seperti plugin keamanan dan firewall.
Dengan menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat, Anda bisa melindungi website dari serangan malware dan menjaga performa serta reputasi website tetap baik. Jangan lupa untuk selalu melakukan backup secara rutin agar website bisa segera dipulihkan jika terkena serangan.